Review Mom Uung Mylkflow: ASI Booster Lezat, Banjir ASI?

Menjadi ibu menyusui itu ibarat ikut maraton tanpa garis finis; melelahkan tapi membahagiakan. Di tengah drama kejar tayang stok ASI dan begadang, Mom Uung Mylkflow hadir menawarkan solusi yang tidak hanya fungsional, tapi juga memanjakan lidah. Lupakan bayangan pelancar ASI yang rasanya seperti jamu pahit atau obat yang bikin trauma, karena produk ini datang dengan pendekatan yang jauh lebih 'manusiawi': rasa cokelat yang lezat. Mom Uung Mylkflow tersedia dalam dua format utama yang sama-sama menggoda: susu bubuk dan cookies. Untuk varian susunya, ini adalah kabar gembira bagi para vegan atau Bunda yang *lactose intolerant* karena basisnya adalah oat dan almond. Teksturnya creamy, rasanya nyoklat banget, tapi tidak bikin enek di tenggorokan. Di balik rasanya yang seperti minuman kafe kekinian, tersimpan kekuatan 'superfood' lokal seperti daun kelor dan daun katuk yang sudah melegenda khasiatnya untuk melancarkan ASI. Kepraktisan kemasan sachet-nya juga patut diacungi jempol—tinggal sobek, seduh, dan *slurp*, mood langsung naik. Bagi Bunda yang mulutnya sering 'gatal' ingin mengunyah saat sesi *pumping* tengah malam, Cookie Mylkflow adalah teman setia yang pas. Klaimnya cukup mentereng: *gluten-free* dan menggunakan pemanis stevia. Ini poin plus besar karena kita bisa ngemil tanpa rasa bersalah berlebihan. Cookies ini renyah dan padat nutrisi, diklaim mampu meningkatkan kualitas kekentalan ASI, bukan cuma kuantitasnya. Rasanya? Seperti cookies premium pada umumnya, bukan seperti 'obat' yang dipaksakan jadi kue. Namun, tidak ada gading yang tak retak. Meskipun menggunakan stevia, rasa manisnya cukup dominan. Bagi Bunda yang memiliki pantangan gula ketat atau diabetes, tetap disarankan untuk mengecek label nutrisi dengan teliti atau berkonsultasi dulu, karena preferensi manis tiap orang berbeda. Selain itu, karena popularitasnya yang meroket, kadang stoknya jadi barang gaib alias sering *sold out* di pasaran. Tapi secara keseluruhan, Mom Uung Mylkflow berhasil mengubah rutinitas minum ASI booster dari kewajiban yang menyiksa menjadi *me-time* yang dinanti.