Review Kursi Lesehan Lipat: Tahta Ternyaman Kaum Rebahan

Pernah nggak sih punggung rasanya mau copot gara-gara duduk di lantai terlalu lama pas lagi WFH, main game, atau maraton drakor? Kalau iya, perkenalkan sahabat baru tulang belakangmu: Kursi Lesehan Lipat. Produk ini hadir bukan cuma sebagai alas duduk biasa, tapi sebagai 'tahta' portabel yang mengerti kebutuhan kaum rebahan yang ingin tetap produktif (atau setidaknya terlihat produktif). Desainnya yang minimalis namun fungsional membuat kursi ini jadi primadona, terutama buat kamu yang tinggal di kos-kosan atau apartemen minimalis di mana setiap inci ruangan itu berharga banget. Salah satu fitur juara dari kursi ini adalah sandarannya yang fleksibel. Tidak seperti hubunganmu yang kadang kaku, sandaran kursi ini biasanya dilengkapi dengan mekanisme gear yang bisa diatur kemiringannya—mulai dari tegak lurus buat mode serius kerja, sampai mode hampir tiduran buat santai sore. Busa yang digunakan umumnya cukup tebal dan empuk, memberikan sensasi 'dipeluk' yang bikin susah bangun lagi kalau sudah nemu posisi wenak (PW). Material pelapisnya seringkali menggunakan kain velvet atau fabric lembut yang nyaman di kulit, meski ya, harus hati-hati kalau kamu hobi makan mie kuah sambil duduk di sini karena noda bisa jadi musuh utama. Secara kepraktisan, kursi ini juara kelas berat. Saat tidak dipakai, kamu bisa melipatnya sampai rata dan menyelipkannya di bawah kasur atau di samping lemari. Jadi, kalau tiba-tiba ada tamu atau mertua datang dan kamu butuh ruang lebih luas, kursi ini bisa 'menghilang' dalam sekejap. Meskipun mekanismenya kokoh, tetap disarankan untuk tidak membanting punggung terlalu keras saat bersandar—ingat, ini kursi lipat, bukan kursi pelontar pesawat tempur. Secara keseluruhan, ini adalah upgrade signifikan dari sekadar duduk beralaskan karpet tipis yang bikin kesemutan.