Review Payung Lipat Anti UV: Penyelamat Saat Cuaca Galau

Review Payung Lipat Anti UV: Penyelamat Saat Cuaca Galau
ET
Editorial Team

Kesimpulan Singkat

Wajib punya buat yang tinggal di negara tropis! Praktis masuk tas, ampuh lawan panas matahari dan hujan sedang, meski jangan dipaksa lawan badai topan.

👍 Kelebihan

  • Sangat ringkas dan mudah dibawa (travel friendly)
  • Lapisan Anti-UV efektif menahan panas terik
  • Tersedia banyak pilihan motif dan mekanisme (manual/otomatis)

👎 Kekurangan

  • Rangka lipat tidak sekuat payung tongkat biasa
  • Diameter cakupan perlindungan biasanya lebih kecil

Ulasan Lengkap

Cuaca di Indonesia itu ibarat mood seseorang yang lagi sensitif: susah ditebak dan sering berubah drastis. Pagi bisa cerah ceria seolah mengajak piknik, eh siangnya tiba-tiba hujan deras disertai angin yang bikin panik. Nah, di sinilah peran vital sebuah Payung Lipat. Bukan sekadar alat berteduh, benda kecil ini adalah 'nyawa cadangan' bagi para pejuang komuter, anak kereta (Anker), hingga pengguna setia ojek online yang tidak mau apek sampai kantor. Secara desain, payung lipat zaman *now* sudah jauh berkembang dari versi jadul yang berat dan kaku. Kebanyakan model yang beredar di pasaran kini menawarkan fitur *ultra-compact* yang muat bahkan di dalam tas selempang kecil atau *tote bag* sekalipun. Jadi, rasanya sudah tidak ada lagi alasan klise 'malas bawa payung karena ribet' saat langit mulai mendung manja. Dari segi fitur dan material, varian yang paling *recommended* biasanya sudah dilengkapi lapisan Anti-UV (seringkali berwarna hitam pekat atau silver di bagian dalam). Ini fitur yang sering diremehkan, padahal fungsinya sangat krusial. Bayangkan berjalan di trotoar saat jam 12 siang yang teriknya minta ampun; payung ini bukan cuma menahan air hujan, tapi juga mencegah kulit Anda gosong terpanggang matahari tropis alias *sunburn*. Namun, mari bicara jujur dan realistis soal ketahanan. Payung lipat memang menang di kepraktisan, tapi jangan samakan kekokohannya dengan payung golf atau payung tongkat klasik. Rangkanya memiliki banyak engsel lipatan, yang artinya memiliki lebih banyak titik lemah. Untuk penggunaan saat hujan badai ekstrem, payung jenis ini mungkin akan sedikit 'berontak' atau bahkan terbalik (*flip inside-out*) jika diterpa angin kencang. Tapi tenang, untuk hujan intensitas sedang dan panas terik sehari-hari, performanya sudah lebih dari cukup untuk menjaga penampilan Anda tetap *on point* dan tidak lepek. Sebagai penutup, memilih payung lipat itu ada seninya. Berinvestasi pada payung lipat yang sedikit lebih mahal (biasanya di kisaran Rp50.000 ke atas atau merek seperti Passport) jauh lebih bijak daripada membeli yang super murah (Rp20.000-an) tapi sekali kena angin langsung patah tulang. Carilah yang memiliki fitur tombol otomatis (*auto open/close*) jika Anda ingin merasa sedikit keren ala film aksi, atau pilih yang manual tapi dengan rangka campuran *fiberglass* agar lebih lentur saat melawan angin. Ingat pepatah lama yang tak pernah salah: sedia payung sebelum hujan. Jangan sampai Anda berakhir berteduh di emperan toko sambil meratapi nasib hanya karena gengsi membawa benda penyelamat ini.

Tertarik Membeli?

Cek harga terbaru dan ketersediaan di toko partner terpercaya kami.

Diskusi (0+)

Ingin bergabung dalam diskusi?