Review Lulur Badan Pemutih: Ampuh Rontokkan Daki atau Cuma Gimmick?

Pernah nggak sih merasa kulit badan kok kusam banget, padahal mandi sudah dua kali sehari? Tenang, kamu nggak sendirian. Masalah utamanya biasanya bukan karena kamu kurang bersih, tapi karena tumpukan sel kulit mati yang betah nempel di kulit alias daki. Di sinilah Lulur Badan atau *body scrub* hadir bak pahlawan kesiangan yang kita butuhkan. Produk lulur, baik yang varian tradisional seperti Bedda Lotong maupun yang modern dengan kandungan susu dan bengkoang, punya satu misi utama: eksfoliasi total. Sensasi saat menggosokkan butiran scrub ke kulit itu ada kepuasan tersendiri, apalagi kalau melihat kotoran-kotoran kecil mulai rontok—rasanya seperti beban hidup ikut terangkat. Teksturnya bervariasi, ada yang butirannya halus sopan di kulit, ada juga yang agak kasar biar kerasa "nendang". Kandungan pencerah atau *whitening* yang sering digembar-gemborkan biasanya efektif untuk mengembalikan warna kulit asli yang tertutup debu dan kulit mati, jadi kulit terlihat lebih cerah seketika, bukan tiba-tiba berubah warna drastis kayak ganti cat tembok ya. Efek melembabkannya juga juara, bikin kulit terasa kenyal kayak agar-agar baru matang. Namun, perlu diingat kalau luluran itu butuh dedikasi dan tenaga lengan. Ini bukan produk ajaib yang sekali pakai langsung bikin kamu bersinar kayak lampu neon. Kuncinya adalah konsistensi, minimal seminggu sekali. Selain itu, hati-hati buat pemilik kulit sensitif, jangan terlalu semangat menggosok sampai kulit merah-merah. Anggap saja lagi membelai kulit sendiri dengan kasih sayang, bukan lagi nyuci panci gosong. Secara keseluruhan, lulur badan adalah investasi murah meriah buat yang pengen kulitnya tetap halus, lembut, dan wangi sepanjang hari tanpa harus ke spa mahal.