Review Jaket Kulit Motor: Gagah, Aman, Tapi Panas Nggak?

Ada dua tipe pengendara motor di jalanan Indonesia: yang pakai jaket seadanya, dan yang paham kalau jaket itu soal gaya sekaligus nyawa. Nah, buat kelompok kedua, jaket kulit motor itu ibarat tahta tertinggi. Begitu dipakai, level kegantengan langsung naik beberapa tingkat, serasa jadi bintang film laga yang siap menaklukkan kemacetan ibu kota. Tapi, memilih jaket kulit motor itu gampang-gampang susah, mirip cari jodoh. Buka Shopee atau Tokopedia, kita langsung disuguhi ribuan pilihan. Ada yang harganya setara semangkuk bakso, ada juga yang harganya bisa buat DP rumah. Kuncinya ada di material. Jaket 'semi kulit' atau sintetis biasanya jadi pilihan utama karena harganya yang ramah di kantong, mulai dari seratus ribuan. Cukup buat gaya dan menahan angin sepoi-sepoi, tapi jangan berharap banyak soal proteksi kalau (amit-amit) terjadi insiden. Di sisi lain, ada jaket dari kulit domba asli yang harganya bisa jutaan. Rasanya beda, baunya khas, dan pastinya jauh lebih tebal dan aman. Ini investasi jangka panjang yang kalau dirawat, bisa diwariskan ke anak cucu. Modelnya pun beragam, dari yang model racing dengan punuk di belakang dan protektor lengkap, sampai model bomber yang lebih kasual buat sunmori (sunday morning ride) ganteng. Beberapa bahkan sudah dilengkapi fitur 'anti air', walau jujur saja, di bawah guyuran hujan tropis, mungkin lebih tepat disebut 'tidak langsung basah'. Satu hal yang pasti, jaket kulit, terutama yang asli, butuh komitmen. Bahannya cenderung kaku di awal dan bisa terasa gerah kalau dipakai siang bolong. Anggap saja ini proses adaptasi menuju kegagahan paripurna. Jadi, sebelum checkout, tanyakan pada diri sendiri: siapkah Anda berkomitmen pada gaya dan proteksi maksimal?